Rabu, 29 Oktober 2014

BELAJAR GRATIS DI PTAIN ? (Upaya Menghasilkan Lulusan Bermutu Melalui Program Khusus pada Fakultas Ushuluddin)

Lulusan PTAIN (UIN/IAIN/STAIN) dalam beberapa hal masih “dikeluhkan” oleh masyarakat luas, khususnya dalam hal membaca dan memahami naskah berbahasa Arab atau yang sering dikenal dengan kitab kuning (classical sourcess). Sebutan sarjana (ahli) agama terjemahan, tidaklah asing di telinga kita. Tentu ini merupakan fenomena yang mesti segera disikapi secara serius. Dalam rangka meminimalisir kecenderungan menurunnya kualitas PTAIN dalam hal menguasai kajian kitab kuning, Ditperta melakukan beberapa langkah “terobosan” dengan memberikan semacam financial support kepada mereka-mereka yang ingin secara serius mendalami pokok ilmu agama Islam, plus dengan penguasaan kitab kuningnya. Program ini direncanakan dengan mulai membuka kelas khusus di Ushuluddin. Peserta ( para mahasiswa ) yang ikut dalam program ini akan dibebaskan dari segala pembiayaan mulai dari uang pendaftaran sampai dengan pembayaran uang wisuda.
Menurut Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam, H. Arief Furqan, M.A, Ph.D, ide dasar pelaksanaan program ini didasarkan atas beberapa alasan yang sangat signifikan, antara lain, pertama, adanya kecenderungan semakin minimnya lulusan PTAIN yang mampu membaca kitab; kedua, semakin turunnya minat orang (calon mahasiswa) untuk masuk ke fakultas Ushuluddin atau mereka yang masuk ke fakultas Ushuluddin tidak merupakan orang pilihan. Padahal, menurut Pak Direktur, justru di fakultas Ushuluddin inilah diharapkan akan muncul alumni-alumni yang memiliki wawasan dan kedalaman ilmu yang luas. Bagaimana mungkin bisa diharapkan mutunya, kalau fakultas Ushuluddin hanya menjadi “terminal terakhir” bagi mereka yang tidak di fakultas lain?
Untuk itu, dalam rangka memperbaiki citra fakultas Ushuluddin sebagai fakultas ilmu Islam murni dan keinginan Departemen Agama RI untuk mendongkrak mutu lulusan yang bagus, berkualitas, dan benar-benar memahami ilmu pokok agama (ushuluddin) yang dari hari ke hari dirasa semakin langka, program ini diluncurkan. Cara yang akan ditempuh adalah dengan memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa yang berkualitas untuk belajar ilmu agama di fakultas ushuluddin secara gratis, mulai dari pendaftaran sampai dengan wisuda. Pembiayaan tersebut, semuanya akan ditanggung oleh Ditperta bagi para PTAIN yang dipercaya untuk menyelenggarakan program yang dimaksud.
PTAI yang berminat akan diminta mengajukan proposal, disertai dengan persyaratan-persyaratan yang dianggap layak oleh Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Ditperta Depag RI. Antara lain, mereka (PTAI) harus mau menyelenggarakan program khusus di Prodi Ushuluddin dengan pengantar bahasa Arab. Sebagai konsekuensinya harus ada dosen-dosen yang akan mengajar atau menjadi pengampu mata kuliah yang sesuai dengan bidang keilmuan fakultas Ushuluddin. Direncanakan satu program akan diisi maximal 20 orang peserta program. Sedangkan lokasi kegiatan diharapkan akan merata. Meskipun demikian akan sangat bergantung kepada studi kelayakan yang akan dilakukan dan tidak akan dipaksakan mewakili daerah tertentu kalau memang tidak ada dan tidak mampu.
Program ini diharapkan akan memunculkan orang-orang yang betul-betul menguasai ilmu agama yang didukung dengan kemampuan baca kitab yang memadai, sehingga mereka akan berwibawa dalam membimbing umat dan masyarakat. Melalui progrm ini secara tidak langsung merupakan bentuk affirmative action, kepada mereka-mereka yang memiliki kemampuan baca kitab yang bagus, namun tidak bisa tertampung di Perguruan Tinggi Agama Islam karena ketiadaan biaya. Manfaat program ini bagi fakultas Ushuluddin sangatlah jelas, yakni akan dapat meningkatkan citra fakultas Ushuluddin menjadi fakultas yang sangat penting dan tidak bisa diremehkan. Di samping itu, dengan program khusus yang ketat, selektif dan plus beasiswa, diharapkan akan dihasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan harapan masyaraka luas.
Pilot project yang direncanakan akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2005 ini sengaja dipublikasikan sejak dini, agar PTAI yang berminat bisa menyusun dan mendesain programnya secara matang (Alfan/Gja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar