Rabu, 29 Oktober 2014

PARTICIPATORY PLANNING MEETING (Menuju Terciptanya Sistem Perencanaan yang Mengacu pada Result Based Management)

Prticipatory Planning Meeting (PPM) adalah salah satu kegiatan yang cukup penting karena dua hal. Pertama, PPM merupakan proses perencanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan IISEP. Dan kedua, PPM merupakan kesempatan untuk memperkuat kemampuan para pengelola dalam bidang perencanaan yang mengacu pada manajemen berbasis hasil ( result based management). PPM IAIN-Indonesia Social Equity Project(IISEP) 2005 menempati posisi yang cukup krusial karena menentukan dalam mengisi bagian akhir dari lima tahun periode pelaksanaan Proyek. Untuk alasan ini A. Qodri A. Azizy, Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam, berharap para peserta dapat memanfaatkan forum ini secara optimal agar kegiatan-kegiatan yang direncanakan pada tahun 2006 dapat menjamin tercapainya target dan sekaligus tersusunnya langkah-langkah keberlanjutan Program.
Sementara itu Arief Furqan, Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam, dalam sambutan pembukaan PPM yang berlangsung dari tanggal 28 s.d. 30 April 2005 di Wisma Haji Ciloto, mengatakan bahwa PPM didasarkan atas tiga hal, pertama, peningkatan manajemen UIN yang mampu mendorong terciptanya transparansi, akuntabilitas, peranserta seluruh komponen, dan kesetaraan gender. Kedua, terciptanya penguatan kapasitas manajemen dan langkah-langkah yang dapat mendukung keberlanjutan (sustainability) program-program proyek, dan ketiga terlaksananya program-program secara efektif dan efisien. Selain A. Qodri A Azizy dan Arief Furqan, nara sumber lain yang hadir pada hari pertama dan turut memberikan berbagai masukan dalam pertemuan tersebut adalah Wendy Allen (McGill University), Chriss Dagg (Simon Fraser University), Phil Buckley (McGill University), Komaruddin Hidayat dan Azyumardi Azra (UIN Jakarta), Amin Abdullah (UIN Yogjakarta), Ahmed (Inspectorate General, MORA), Irsal DT Gindo Dirajo (Direktorate General, MORA), Luthfi (Planning Bureau, MORA), dan sejumlah narasumber lainnya.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini dihadiri oleh anggota CPIC (Central Project Implementation Committee), PIC (Project Implementation Committee), Unit (Fakultas Dakwah, Tarbiyah, Adab, PSW, dan Interdisciplinary Islamic Studies), pihak McGill University serta beberapa PTAI sebagai observer, yang keseluruhannya berjumlah sekitar 100 peserta. Mereka membahas dan mengkonsolidasikan rancangan-racangan kegiatan tahunan dalam rangka mencapai tujuan IISEP.
Pada hari kedua, aktivitas meeting diisi dengan sesi sidang komisi yang semuanya terbagi ke dalam lima komisi, yaitu Community Development (CD), Education Development (ED), Library Development (LD), Gender Mainstreaming (GM), dan Interdiscpli-nary Islamic Studies (IIS).
Pada komisi LD, diskusi difokuskan pada problem yang dihadapi madrasah, yakni kurangnya sumber di perpustakaan yang sudah ada, atau bahkan kurangnya perpustakaan dan buku sekaligus. Pembahasan memasukkan beberapa hal yang berkaitan dengan guru pustakawan (teacher librarian). Kendala terbesar yang dihadapi adalah belum adanya komitmen dari MORA untuk mencari guru pustakawan untuk madrasah. Upaya melatih guru pustakawan yang dilakukan oleh Fakultas Adab dan Tarbiyah, dinilai tidak banyak manfaatnya jika MORA tidak mempekerjakan mereka. Kendala lain yang diketemukan adalah terjadinya ketidaksepahaman mengenai fakultas mana yang harus menangani bidang pengutamaan baru tersebut, fakultas Adab atau Tarbiyah.
Atas dasar problem tersebut, komisi ini menyepakati beberapa kegiatan yang diharapkan pembiayaannya dapat dialokasikan pada DIPA tahun 2006. Kegiatan dimaksud antara lain quality assurance workshop, LIS library development, S2 degrees in LIS at Indonesia universities, S1 program development workshop with McGill Professor, publication of handbook on teacher librarians, madrasah teacher training on library-based learning, madrasah teacher scholarships for upgrading in teacher librarianship at the UINs, dan sebagainya.
Sementara pada komisi ED, pembahasan utama terfokus pada peran fakultas tarbiyah di dalam memperkuat kapasitas pengajaran MIPA dan Matematika di madrasah serta mereposisi kedua program studi tersebut. Proses diskusi yang cukup alot dan panjang yang terjadi di komisi ini akhirnya menyepakati beberapa kegiatan untuk tahun 2006. Bentuk kegiatan penting yang disepakati antara lain madrasah monitoring and mentoring in Math and Sciences, credit course in Math and Science Education and program development workshop, center for Math and Science Education, supplying textbook and cd, madrasah training in writing of teaching materials, S1 scholarship for madrasah teachers, madrasah learning center, dan lain-lain.
Proses diskusi tak kalah menariknya di komisi GM. Pada komisi ini diskusi disemangati oleh upaya untuk memberikan kontribusi IISEP dalam menciptakan masyarakat madani yang berkesetaraan gender dan mewujudkan kebijakan institusi perguruan tinggi yang berkeadilan gender. Setelah melalui diskusi yang cukup panjang dan melelahkan, komisi ini akhirnya menyepakati kegiatan tahun 2006 yaitu: S2 Scholarship in gender studies, gender working group, try out teaching material with gender perspective, international seminar on women and culture, gender mainstreaming stimulation for faculty, student organization and madrasah, impact study on gender mainstreaming in ICIHEP, IISEP project, internship program on assessing gender mainstreaming for science and social faculties, dan sebagainya.
Pada komisi CD, masalah yang dibahas berkenaan dengan upaya UIN Jakarta dan UIN Yogyakarta untuk memperluas perannya dalam proses penguatan masyarakat dan pendidikan non-formaldi tengah-tengah masyarakat. Atas dasar program ini, komisi CD merekomendasikan agar kegiatan-kegiatan hasil pembahasan dalam sidang komisi ini dapat direalisasikan tahun anggaran 2006. Kegiatan yang telah disepakati dalam komisi ini antara lain program development committee working sessions, network and linkage development, writing and publishing of textbooks on Islamic social work, translation and publication of social work textbooks, social service assignment program development, community action pilot project, Islamic community development model, development of center for social services, development of clinical skills in disaster trauma counseling, dan Islamic grassroots level portrait.
Persiapan sustainability (keberlanjutan) program Interdisciplinary Islamic Studies seiring dengan menjelang berakhirnya program kerjasama Departemen Agama-CIDA pada tahun 2006 menjadi bahasan serius komisi IIS. Berbagai strategi dibahas dalam komisi ini, baik yang terkait dengan penyiapan SDM, sosialisasi program, penyusunan perencanaan selama lima tahun ke depan, maupun manajemen. Berbagai usulan kegiatan untuk tahun 2006 yang diusulkan oleh komisi ini antara lain strategic planning 5-year (include action plan), program development committee working session, marketing to promote IIS, curriculum review and development workshop, workshop for other IAIN on Islamic social work, socialization of programs in Southeast and Australia, visiting McGill Professor, McGill PhD. Degrees, summer session at McGill, teaching assistantships for McGill Graduates , dan lain sebagainya.
Usulan komisi kemudian dibahas dalam rapat pleno yang digelar pada tanggal 30 April 2006. Sebagian besar usulan masing-masing sidang komisi disetujui dalam sidang pleno. Namun demikian, sidang pleno mengamanatkan agar hal-hal yang sifatnya lebih teknis dibahas secara intensif oleh Team Taskforce (Rn)
 
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar