Prticipatory
Planning Meeting (PPM) adalah salah satu kegiatan yang cukup penting karena
dua hal. Pertama, PPM merupakan proses perencanaan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan IISEP. Dan kedua, PPM merupakan kesempatan untuk memperkuat
kemampuan para pengelola dalam bidang perencanaan yang mengacu pada manajemen
berbasis hasil ( result based management). PPM IAIN-Indonesia Social Equity
Project(IISEP) 2005 menempati posisi yang cukup krusial karena menentukan
dalam mengisi bagian akhir dari lima tahun periode pelaksanaan Proyek.
Untuk alasan ini A. Qodri A. Azizy, Direktur Jenderal Kelembagaan Agama
Islam, berharap para peserta dapat memanfaatkan forum ini secara optimal
agar kegiatan-kegiatan yang direncanakan pada tahun 2006 dapat menjamin
tercapainya target dan sekaligus tersusunnya langkah-langkah keberlanjutan
Program.
Sementara
itu Arief Furqan, Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam, dalam sambutan
pembukaan PPM yang berlangsung dari tanggal 28 s.d. 30 April 2005 di Wisma
Haji Ciloto, mengatakan bahwa PPM didasarkan atas tiga hal, pertama, peningkatan
manajemen UIN yang mampu mendorong terciptanya transparansi, akuntabilitas,
peranserta seluruh komponen, dan kesetaraan gender. Kedua, terciptanya
penguatan kapasitas manajemen dan langkah-langkah yang dapat mendukung
keberlanjutan (sustainability) program-program proyek, dan ketiga terlaksananya
program-program secara efektif dan efisien. Selain A. Qodri A Azizy dan
Arief Furqan, nara sumber lain yang hadir pada hari pertama dan turut
memberikan berbagai masukan dalam pertemuan tersebut adalah Wendy Allen
(McGill University), Chriss Dagg (Simon Fraser University), Phil Buckley
(McGill University), Komaruddin Hidayat dan Azyumardi Azra (UIN Jakarta),
Amin Abdullah (UIN Yogjakarta), Ahmed (Inspectorate General, MORA), Irsal
DT Gindo Dirajo (Direktorate General, MORA), Luthfi (Planning Bureau,
MORA), dan sejumlah narasumber lainnya.
Sebagaimana
tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini dihadiri oleh anggota CPIC (Central
Project Implementation Committee), PIC (Project Implementation Committee),
Unit (Fakultas Dakwah, Tarbiyah, Adab, PSW, dan Interdisciplinary Islamic
Studies), pihak McGill University serta beberapa PTAI sebagai observer,
yang keseluruhannya berjumlah sekitar 100 peserta. Mereka membahas dan
mengkonsolidasikan rancangan-racangan kegiatan tahunan dalam rangka mencapai
tujuan IISEP.
Pada hari kedua, aktivitas meeting diisi dengan sesi sidang komisi yang
semuanya terbagi ke dalam lima komisi, yaitu Community Development (CD),
Education Development (ED), Library Development (LD), Gender Mainstreaming
(GM), dan Interdiscpli-nary Islamic Studies (IIS).
Pada komisi LD, diskusi difokuskan pada problem yang dihadapi madrasah,
yakni kurangnya sumber di perpustakaan yang sudah ada, atau bahkan kurangnya
perpustakaan dan buku sekaligus. Pembahasan memasukkan beberapa hal yang
berkaitan dengan guru pustakawan (teacher librarian). Kendala terbesar
yang dihadapi adalah belum adanya komitmen dari MORA untuk mencari guru
pustakawan untuk madrasah. Upaya melatih guru pustakawan yang dilakukan
oleh Fakultas Adab dan Tarbiyah, dinilai tidak banyak manfaatnya jika
MORA tidak mempekerjakan mereka. Kendala lain yang diketemukan adalah
terjadinya ketidaksepahaman mengenai fakultas mana yang harus menangani
bidang pengutamaan baru tersebut, fakultas Adab atau Tarbiyah.
Atas dasar problem tersebut, komisi ini menyepakati beberapa kegiatan
yang diharapkan pembiayaannya dapat dialokasikan pada DIPA tahun 2006.
Kegiatan dimaksud antara lain quality assurance workshop, LIS library
development, S2 degrees in LIS at Indonesia universities, S1 program development
workshop with McGill Professor, publication of handbook on teacher librarians,
madrasah teacher training on library-based learning, madrasah teacher
scholarships for upgrading in teacher librarianship at the UINs, dan sebagainya.
Sementara pada komisi ED, pembahasan utama terfokus pada peran fakultas
tarbiyah di dalam memperkuat kapasitas pengajaran MIPA dan Matematika
di madrasah serta mereposisi kedua program studi tersebut. Proses diskusi
yang cukup alot dan panjang yang terjadi di komisi ini akhirnya menyepakati
beberapa kegiatan untuk tahun 2006. Bentuk kegiatan penting yang disepakati
antara lain madrasah monitoring and mentoring in Math and Sciences, credit
course in Math and Science Education and program development workshop,
center for Math and Science Education, supplying textbook and cd, madrasah
training in writing of teaching materials, S1 scholarship for madrasah
teachers, madrasah learning center, dan lain-lain.
Proses diskusi tak kalah menariknya di komisi GM. Pada komisi ini diskusi
disemangati oleh upaya untuk memberikan kontribusi IISEP dalam menciptakan
masyarakat madani yang berkesetaraan gender dan mewujudkan kebijakan institusi
perguruan tinggi yang berkeadilan gender. Setelah melalui diskusi yang
cukup panjang dan melelahkan, komisi ini akhirnya menyepakati kegiatan
tahun 2006 yaitu: S2 Scholarship in gender studies, gender working group,
try out teaching material with gender perspective, international seminar
on women and culture, gender mainstreaming stimulation for faculty, student
organization and madrasah, impact study on gender mainstreaming in ICIHEP,
IISEP project, internship program on assessing gender mainstreaming for
science and social faculties, dan sebagainya.
Pada komisi CD, masalah yang dibahas berkenaan dengan upaya UIN Jakarta
dan UIN Yogyakarta untuk memperluas perannya dalam proses penguatan masyarakat
dan pendidikan non-formaldi tengah-tengah masyarakat. Atas dasar program
ini, komisi CD merekomendasikan agar kegiatan-kegiatan hasil pembahasan
dalam sidang komisi ini dapat direalisasikan tahun anggaran 2006. Kegiatan
yang telah disepakati dalam komisi ini antara lain program development
committee working sessions, network and linkage development, writing and
publishing of textbooks on Islamic social work, translation and publication
of social work textbooks, social service assignment program development,
community action pilot project, Islamic community development model, development
of center for social services, development of clinical skills in disaster
trauma counseling, dan Islamic grassroots level portrait.
Persiapan sustainability (keberlanjutan) program Interdisciplinary Islamic
Studies seiring dengan menjelang berakhirnya program kerjasama Departemen
Agama-CIDA pada tahun 2006 menjadi bahasan serius komisi IIS. Berbagai
strategi dibahas dalam komisi ini, baik yang terkait dengan penyiapan
SDM, sosialisasi program, penyusunan perencanaan selama lima tahun ke
depan, maupun manajemen. Berbagai usulan kegiatan untuk tahun 2006 yang
diusulkan oleh komisi ini antara lain strategic planning 5-year (include
action plan), program development committee working session, marketing
to promote IIS, curriculum review and development workshop, workshop for
other IAIN on Islamic social work, socialization of programs in Southeast
and Australia, visiting McGill Professor, McGill PhD. Degrees, summer
session at McGill, teaching assistantships for McGill Graduates , dan lain
sebagainya.
Usulan
komisi kemudian dibahas dalam rapat pleno yang digelar pada tanggal 30
April 2006. Sebagian besar usulan masing-masing sidang komisi disetujui
dalam sidang pleno. Namun demikian, sidang pleno mengamanatkan agar hal-hal
yang sifatnya lebih teknis dibahas secara intensif oleh Team Taskforce
(Rn)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar