Rabu, 29 Oktober 2014

Nilai Strategis Pendidikan

Ada beberapa nilai strategis yang membuat pendidikan begitu penting bagi satu bangsa dan menentukan masa depannya.
Pertama, pendidikan adalah katalisator untuk mengubah informasi menjadi ilmu pengetahuan, baik pengetahuan yang ada dalam buku-buku teks, maupun pengetahuan yang ada dalam kehidupan. Pendidikan mengingatkan kita bahwa segala sesuatu ada ilmunya, dan dengan ilmu, kita dapat melakukan pencerahan (enlightenment) dan membuat setiap individu memiliki rasa percaya diri (self confidence) untuk mengambil setiap keputusan, menghadapi kehidupan, dan untuk menerima keberhasilan dan kegagalan. Ilmu pengetahuan adalah kekuatan (knowledge is power) yang dapat menjadi senjata pamungkas untuk menaklukkan medan kehidupan menuju masa depan. Kekuatan dan daya saing satu bangsa tidak ditentukan oleh uang dan senjata, tetapi ditentukan oleh mutu sistem pendidikan dan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa yang menguasai dunia saat ini dan akan menguasai dunia pada masa yang akan datang, bukanlah bangsa yang memiliki persenjataan lengkap, tetapi bangsa yang memiliki sistem pendidikan bermutu tinggi dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua, pendidikan adalah jendela dunia (window of the world). Pendidikan menuntun kita untuk menjelajah, memahami, dan memaknai dunia di sekitar kita. Dari penjelajahan, pemahaman, dan pemaknaan itu kita akan mendapatkan perspektif untuk menjalani kehidupan dan mengembangkan pemikiran serta pandangan tentang hal-hal yang ada dalam kehidupan kita. Dalam konteks ini, pendidikan membuat kita memiliki kemampuan untuk menginterpretasi berbagai hal yang ada di sekitar kita dengan benar. Pendidikan yang baik menjauhkan kita dari berbagai illusi dan menghapus semua bentuk keyakinan yang salah dalam pikiran kita. Pendidikan membantu kita menciptakan gambaran yang jelas dan menghapus kebingungan kita tentang segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Pendidikan mengungkap berbagai pertanyaan dan juga membantu kita mendapatkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ketiga, pendidikan adalah jendela kesempatan (window of opportunities). Pendidikan mengembangkan potensi diri kita dan membekali kita dengan berbagai kompetensi dan karakter yang kita butuhkan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Kompetensi dan karakter secara bersama-sama membuka pintu-pintu kesempatan bagi kita untuk menentukan dan mengembangkan karir, dalam rangka merenda masa depan yang kita inginkan. Semakin baik dan strategis pendidikan yang kita dapatkan, maka akan semakin baik dan strategis pula jendela kesempatan yang terbuka untuk kita. Semua jenis pekerjaan membutuhkan orang-orang yang terdidik (well-educaed), yaitu orang-orang yang berilmu (knowlegable), terampil (skillful), kreatif, innovatif, dan berkarakter. Menurut Jean Piaget (1896-1980), seorang ahli psikologi kognitif (cognitive psychologist) asal Swiss,the principal goal of education is to create men who are capable of doing new things, not simply of repeating what other generations have done” (tujuan utama pendidikan adalah utuk menghasilkan manusia yang mampu mengerjakan sesuatu yang baru, tidak hanya mengulang apa-apa yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya).
Keempat, pendidikan adalah sarana mobilitas sosial. Semua bentuk kualifikasi, kompetensi, dan prestasi yang diraih melalui pendidikan adalah energi positif yang akan mendorong seseorang ke posisi sosial tertentu. Pendidikan yang baik akan memberikan kompetensi keilmuan dan ketrampilan yang baik, lalu kompetensi keilmuan dan ketrampilan yang baik akan membuka kesempatan bagi pekerjaan atau profesi yang lebih baik, pekerjaan atau profesi yang lebih baik tentu saja menjanjikan insentif atau kepercayaan (trust) lebih baik pula, dan tingkat pengakuan yang terus meningkat akan menaikkan status sosial.
Kelima, pendidikan adalah kebutuhan dasar manusia (basic human needs). Setiap warganegara membutuhkan pendidikan dan harus diberi akses pendidikan (education for all), dan semua komponen bangsa harus berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan (all for education). Mengabaikan hak-hak pendidikan warga negara dan tidak memberikan kontribusi apapun dalam kegiatan pendidikan adalah sebuah tindakan yang egois dan tidak bertanggung jawab. Jika kebutuhan pendidikannya dipenuhi, maka rakyat akan siap untuk berubah dan membangun. Sebaliknya, jika kebutuhan pendidikannya tidak terpenuhi masyarakat tidak akan siap untuk berubah, apalagi membangun. Masyarakat yang tidak terdidik akan mudah frustasi, pemarah, dan cenderung apatis terjhadap lingkungannya.
Keenam, pendidikan adalah peta jalan (road map) menuju masa depan. Setiap individu, masyarakat, dan bangsa membutuhkan pendidikan sebagai peta jalan (road map) untuk menyongsong masa depan. Pendidikan membuka mata kita tentang corak masa depan yang bagaimana yang seharusnya kita wujudkan, mengapa kita harus menuju ke sana, jalan mana yang harus kita tempuh untuk tiba di sana, dan bagaimana atau dengan kendaraan jenis apa seharusnya kita menuju ke sana.
Dengan beberapa nilai strategis yang dimilikinya, maka pendidikan benar-benar menjadi faktor yang menentukan (determinant factor) bagi masa depan satu bangsa. Bangsa yang membiarkan sistem pendidikan nasionalnya terpuruk dan penuh problematika adalah bangsa yang tidak bertanggung jawab dan pasrah terhadap masa depannya. Mencermati kondisi pendidikan nasional kita hari ini secara seksama bukanlah upaya mencari-cari kesalahan, tetapi sebuah langkah penting untuk menemukan rancangan yang tepat bagi masa depan kita. Merancang dan menata sistem pendidikan berarti merenda masa depan. Jika hari ini kita belum puas dengan sistem pendidikan nasional kita dan terus membiarkan kita tidak puas dengannya, dapat dipastikan bahwa masa depan yang tidak bahagia telah menanti kita. Jika kita menginginkan sebuah masa depan yang bahagia bagi bangsa kita, maka hanya ada satu cara, yaitu memastikan bahwa hari ini kita memiliki sistem pendidikan nasional yang bermutu, yaitu sistem pendidikan yang membahagiakan dan membanggakan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar