Rabu, 29 Oktober 2014
Pendidikan dan Kenegarawanan
Bangsa yang ingin berkembang menjadi bangsa yang besar, unggul, berdaulat, bermartabat, dan berperadaban tinggi, dituntut untuk secara bersungguh-sungguh dan konsisten meningkatkan mutu sistem pendidikannya. Para pemimpinnya dituntut untuk dapat memanfaakan semua sumber daya dan kekuasaan yang dimiliki demi terwujudnya sistem pendidikan yang bermutu. Mereka harus mengenyampingkan semua bentuk ego, vested interests, dan kesombongan demi kemajuan sistem pendidikan. Mereka harus siap mengatasi semua rintangan, menghadapi semua resiko, dan berkorban, demi kemajuan pendidikan. Misi utama mereka adalah memberikan pendidikan yang terbaik bagi bangsanya, dan menghantarkan bangsanya ke masa depan yang lebih baik. “The task of the leader,” kata Henry A. Kissinger, “is to get his people from where they are to where they have not been.”
Para pemimpin harus siap mempertaruhkan segalanya demi lahirnya generasi muda bangsa yang beriman, berilmu dan berkarakter. Mereka adalah para pemimpin yang visioner, yang akan mengesampingkan semua kepentingan politik sesaat demi kepentingan masa depan bangsa dan negara. Mereka adalah negarawan, bukan politisi. "Negarawan,” menurut Tanri Abeng, “berpikir generasi berikutnya, sedangkan politisi berpikir pemilu berikutnya." Bagi mereka, kekuasaan adalah alat pengabdian, bukan tujuan. Mereka berusaha memanfaatkan kekuasaan untuk mewariskan kebaikan dan kemajuan sebanyak mungkin bagi bangsanya.
Demi lahirnya generasi muda bangsa yang bermutu, seorang negarawan tidak akan pernah bereksperimen dalam urusan pendidikan. Setiap kebijakannya selalu bertitik tolak pada analisis kebutuhan (need assessment), kondisi riil, tujuan yang jelas, strategi yang matang, dan uji coba atau pilot project yang cukup. Mereka membuat keputusan berdasarkan data atau berbasis riset (research based decisions), tidak berdasarkan praduga atau opini atau kepentingan kekuasaan (authority based). Seorang negarawan tidak akan pernah menyia-nyiakan anggaran pendidikan untuk kepentingan pribadi atau politik atau kelompok. Dia tidak akan membiarkan problematika pendidikan terjadi berulang-ulang dan berlarut-larut tanpa solusi. Dia tidak akan pernah mengangkat pejabat publik dalam bidang pendidikan hanya karena sebuah loyalitas politik. Untuk ranah pendidikan, dia senantiasa bertindak profesional dan menginginkan yang terbaik. Dia hanya memberi amanah kepada orang yang tepat (the right man on the right place).
Mengamanahkan urusan pendidikan kepada orang-orang yang memahami pendidikan, mencintai pendidikan, dan berkomitmen terhadap kemajuan pendidikan adalah langkah awal yang sangat penting bagi para pemimpin satu bangsa, untuk mewujudkan sistem pendidikan yang baik dan bermutu. Sebaliknya, mengamanahkan urusan pendidikan kepada orang-orang yang tidak memahami dan mencintai pendidikan adalah awal bagi kehancuran sistem pendidikan, yang pada akhirnya secara perlahan akan menyebabkan kehancuran bangsa.
Sejarah perkembangan bangsa-bangsa di dunia, mulai dari era Yunani Kuno hingga era globalisasi sekarang ini, membuktikan bahwa bangsa-bangsa yang maju dan unggul adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem pendidikan yang baik, dan bangsa-bangsa yang memiliki sistem pendidikan yang baik adalah bangsa-bangsa yang memiliki pemimpin yang memiliki komitmen dan kemauan politik untuk memajukan pendidikan bangsanya. Mereka secara all out dan konsisten menggunakan kewenangan dan kekuasaan politik untuk memajukan pendidikan. Mereka terus berupaya membuat berbagai peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan program-program pendidikan yang riil, yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, bukan program-program pendidikan yang hanya ada dalam retorika kampanye atau disimbolisasikan dalam acara-acara seremonial belaka. Dengan penuh pemahaman dan kesadaran, mereka tidak mau dan tidak pernah memanfaatkan atau memperalat pendidikan untuk kepentingan-kepentingan politik atau untuk tujuan pencitraan (education for politics). Sebaliknya, mereka menggunakan kekuasaan politik untuk berbuat yang terbaik untuk kemajuan pendidikan (politics for education).
http://www.radenfatah.ac.id/artikel-154-sistem-pendidikan-dan-masa-depan-bangsa.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar