Rabu, 26 November 2014

ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT (Training Needs Analyisi/TNA)

Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan program pendidikan dan pelatihan proram BERMUTU, maka salah satu prasyarat yang perlu dipedomani adalah melakukan prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan dengan menerapkan pendekatan sistem melalui penerapan manajemen diklat yang efektif dan efisien, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penyelengaraan, pembiayaan sampai kepada monitoring dan evaluasi.

Sebagai tahap awal dalam perencanaan pendidikan dan pelatihan adalah melakukan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan (Training Needs Asessment) dengan mengidentifikasi dan mengukur adanya kesenjangan kemampuan yang secara nyata dikuasai anggota kelompok kerja dan stakeholder bidang pendidikan. Hasil dari analisis kebutuhan diklat tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun desain program pendidikan dan pelatihan dalam implementasi program BERMUTU mulai dari penetapan tujuan pelatihan, penetapan kurikulum/silabi, penetapan metode, penetapan peserta dan tenaga pengajar, strategi, evaluasi, maupun sarana dan prasana yang diperlukan.Dengan demikian dapat diharapkan program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan benar-benar merupakan proses transformasi untuk mengembangkan guru/ kepala sekolah/pengawas sekolah  menjadi profesional, memiliki pengetahuan, sikap atau nilai – etika guru berikut keahlian yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas kinerja guru/ kepala sekolah/pengwas sekolah. Untuk itu kegiatan evaluasi terhadap hasil sebuah program pendidikan dan pelatihan menjadi penting untuk dilakukan sehingga dapat diketahui apakah tujuan sebuah program diklat yang telah dilaksanakan tercapai atau tidak.

Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dapat menjadi umpan balik dalam penyusunan rencana program pendidikan dan pelatihan program BERMUTU selanjutnya.

Di lain pihak, kegiatan analisis kebutuhan diklat masih dilakukan secara memprediksi dan mengacu pada perencanaan diklat sebelumnya, sehingga perencanaan diklat yang dilakukan masih sekedar berorietasi untuk menghabiskan DBL. Sedangkan kegiatan evaluasi diklat yang dilaksanakan hanya evaluasi proses yang dilakukan selama diklat berlangsung, sehinga terkesan hanya bersifat formalitas.  Belum optimalnya penerapan manajemen program BERMUTU yang efektif dan efisien  tersebut disebabkan karena kurangnya kegiatan koordinasi para pengelola program BERMUTU tentang manajemen diklat sehinga berbagai kegiatan dalam 16 kali pertemuan yang dibuat dalam meningkatkan kualitas pengelolaan diklat hanya terfokus pada aspek penyelenggaraannya.

Kegiatan analisis kebutuhan diklat dan kegiatan evaluasi belum optimal. Disamping itu pelaksana pengelola diklat program BERMUTU masih belum saling mendukung, kurangnya koordinasi antar kelompok kerja dalam pengelolaan diklat,  serta alokasi anggaran yang terserap sepenuhnya pada aspek penyelenggaraan.  Oleh karena itu, untuk mewujudkan penerapan program BERMUTU sangat dibutuhkan kegiatan TNA sebagai wadah untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan Diklat  sesuai dengan kebuthan individu, kelompok kerja, kecamatan, kabupaten/kota. Konsekuensi logisnya  adalah perlunya pengembangan pengelola program BERMUTU sehingga masing-masing  tahap dalam implementasinya terangkum secara ilmiah yang diikuti  dengan ketersediaan  fasilitator yang memadai, peningkatan kemampuan para penyusun  program di masing- masing kelompok kerja, serta alokasi  DBL yang proporsional untuk masing-masing kegiatan Diklat dalam implementasi program BERMUTU.

Training Need Analysis adalah suatu investigasi sistematik mengenai deskripansi kinerja untuk menggambarkan kesenjangan, menetapkan mengapa itu terjadi, dan memutuskan apakah diklat merupakan solusi potensial.  Training Need Analysis merupakan penentuan perbedaan antara keadaan yang nyata (actual condition) (what is) dan kondisi yang diinginkan (what shculd be) dalam kerja manusia dalam suatu organisasi atau kelompok organisasi dalam pengertian, pengetahuan, keterampilan dan sikap.  Proses TNA   berisikan langkah-langkah sebagai berikut mengidentifikasi dan menggambarkan kesenjangan pelaksanaan pekerjaan; menentukan sebab-sebab kesenjangan; mengidentifikasi kesenjangan pelaksanaan kerja yang didasarkan kepada kurangnya pengetahuan dan keterampilan; menentukan apakah diklat adalah solusi yang memungkinkan; rekomendasi solusi; menggambarkan tentang peran atau pelaksanaan tugas.

Fungsi khusus dari TNA adalah menganalisis kesenjangan lingkungan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup lingkungan fisik ; sistem balikan; faktor motivasi/insentif;  desain pekerjaan/organisasi serta tingkat keterampilan dan pengetahuan diantara guru/ kepala sekolh/ pengawas sekolah.   Beberapa contoh pertanyaan untuk melakukan analisis kesenjangan diantaranya adalah Kinerja apa yang mengalami kesenjangan :
  • Apakah input PBM?
  • Apakah output PBM?
  • Apakah kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah?

Melakukan penelitian kesenjangan pada umumnya berisikan tentang cara menentukan secara tepat apa kesenjangan itu, yaitu dengan melakukan investigasi melalui  wawancara, observasi dan studi dokumen terhadap obyek sumber data yang menyediakan adanya bukti dan sifat kesenjangan, serta subyek sumber data yang memberikan pengertian, termasuk wawancara, kuesioner, dan kritikal insiden.  Data dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap outcome kinerja dan catatan hasil kerja, sumber data meliputi :  output pekerjaan yang nyata, Bukti-bukti PBM, keluhan stakeholder ( siswa, teman sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua siswa dan Dinas Pendidikan ), presensi, dan caatatan kuantitatif lainnya tentang pelaksanaan PBM.
Penelitian terhadap penyebab kesenjangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut menentukan sebab-sebab utama adanya kesenjangan kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah, menguji setiap dan semua dokumen sebab-sebab kesenjangan  kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah,  Tujuan sekolah, Metode dan prosedur , uraian pekerjaan/tugas,  sistem dokumentasi ,  Keluhan dari lapangan serta  Studi tentang kopetensi guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar