Selasa, 24 Maret 2015

Kurang Gaul

Perasaan malu acapkali menjadi penghambat bagi anak untuk bergaul atau berkumpul dengan teman sebayanya. Anak menjadi canggung dan sulit membangun interaksi di tengah-tengah temannya. Anak merasa asing dan terkucil di tengah-tengah keriuhan teman-temannya dalam bermain. Alhasil, anak cenderung ingin menarik diri. Padahal, kita selalu mengharapkan anak menjadi anak yang supel bergaul, banyak temannya dan mudah beradaptasi di tengah pergaulannya.
Hal lain, kadangkala kita pun sering direpotkan oleh perilaku anak di saat ada banyak teman sebayanya di dekatnya. Anak malah takut bermain bersama dan terus berlindung di balik badan orang tuanya. Jika anak dianjurkan untuk turut bergabung bermain bersama temannya, namun anak dihinggapi perasaan malu dan seperti ketakutan. Anak pun menjadi sangat tergantung pada orang tuanya.
Namun adakalanya sebahagian orang tua menganggap perasaan malu anak saat belajar bersosialisasi, merupakan perilaku yang lumrah terjadi pada masa anak-anak. Kemudian, orang tua menganggap perasaan malu itu akan menghilang seiring dengan perkembangan usianya. Padahal, tidak jarang perasaan malu tersebut menjadi berlarut-larut dan menjadi penghambat kemampuan anak untuk dapat bersosialisasi dengan baik. Hal yang tidak boleh diremehkan, bahwa perasaan malu yang tidak ditanggulangi sedini mungkin ini, dapat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Di mana anak menjadi tidak cakap untuk bergaul, kurang memiliki inisiatif, tidak punya keberanian menghadapi berbagai hal atau tantangan dan hidup serba tergantung pada orang lain.http://hendrasurya.blogspot.com/2009/02/kurang-gaul.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar