Mahasiswa FPOK berasal dari SMA atau SLTA sederajat, seperti SMK dan
MA. Untuk dapat diterima di FPOK, para calon harus menempuh seleksi
penerimaan mahasiswa baru, yang sedikitnya disediakan tiga jalur
seleksi, yaitu PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan), jalur UM (Ujian
Masuk) UPI, dan jalur SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru). Kesemua
jalur di atas, sama-sama memerlukan adanya dukungan dari kemampuan fisik
dan motorik yang memadai dari para calon, di samping harus lolos
screening tes kesehatan yang dilakukan oleh para dokter ahli secara
langsung. Dengan demikian, di setiap jalur seleksi disediakan apa yang
disebut Tes Keterampilan. Bedanya, Tes Keterampilan dalam jalur PMDK
dilaksanakan dengan melihat keterampilan bermain atau penguasaan teknik
dari cabang olahraga yang digeluti dan ditekuni oleh calon selama di
SMA. Sedangkan Tes Keterampilan untuk dua jalur lainnya adalah
serangkaian tes yang mengukur aspek kemampuan fisik dan motorik dengan
memanfaatkan apa yang disebut Tes Kemampuan Fisik dan Motorik (Motor and
Physical Ability Test).
Seperti di fakultas-fakultas lainnya di UPI, penyelenggaraan
pendidikan di FPOK berdasarkan sistem Satuan Kredit Semester (SKS).
Jumlah SKS dari setiap program berkisar dari 144 . 150 SKS. Artinya,
pendidikan berlangsung selama kurang lebih 4 tahun, termasuk ke dalamnya
pelaksanaan KKN, Praktek Lapangan (PL) dan penyusunan skripsi. Lulusan
program studi kependidikan dari FPOK memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.), sedangkan bagi lulusan program studi non-kependidikan (Program
Studi IKOR) memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si).
Meskipun hampir 65% kegiatan perkuliahan di setiap jurusan menampilkan
praktik olahraga, yang diajarkan tentu bukan semata mata keterampilan
berolahraga. Akan tetapi, di dalamnya termasuk penguasaan teori dan
prinsip-prinsip mekanika gerak yang mendukung pelaksanaan setiap cabor
yang dipelajari. Bahkan beberapa mata kuliah memberikan dasar-dasar dan
pendalaman keilmuan olahraga yang secara taksonomis diperkuat oleh
tujuh disiplin ilmu keolahragaan, yaitu sport medicine, sport
biomechanics, sport pedagogy, sport sociology, sport psychology, sport
philosophy, serta sport history.
Di sisi lain, tema-tema keilmuan yang sudah berkembang belakangan
juga turut mewarnai wawasan serta cara berfikir mahasiswa FPOK, yang
memberikan landasan paradigma (cara pandang) keolahragaan dari aspek
manajemen olahraga, olahraga dan lingkungan, ilmu-ilmu kepelatihan, general and specific instructional sciences,
ekonomi dan bisnis olahraga, hakikat perkembangan anak dan manusia,
ilmu dan teori gerak, dan banyak lagi. Diharapkan, dengan komposisi
keilmuan semacam itu, mahasiswa FPOK dipandang sudah dibekali secara
komprehensif untuk dapat berkiprah secara profesional dan akademis,
sehingga tepat jika dilabeli sebagai orang yang terdidik secara
jasmaniah dan keilmuan serta moral. Itulah sejatinya yang disebut
“manusia seutuhnya”, sebagaimana disinggung dalam berbagai rumusan
tujuan nasional negara kita.
Dengan rumusan kurikulum yang demikian padu seperti di atas, perlu
ditekankan bahwa proses pendidikan di FPOK bukan untuk menjadikan semua
mahasiswa kampiun pada cabang olahraga yang digelutinya, tetapi
memberikan bekal agar semua mahasiswa memiliki pengalaman praktis dalam
banyak cabor sebagai bekal dalam menjalankan profesi keolahragaannya.
Namun demikian, dengan disediakannya UKM-UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
Olahraga di Fakultas dan Universitas, mahasiswa yang berbakat atau
berprestasi dalam salah satu cabang olahraga dapat menyalurkannya
sehingga diharapkan berprestasi tinggi. Tidak sedikit mahasiswa FPOK
yang juga sekaligus menjadi atlet berprestasi, baik dalam level provinsi
maupun level nasional. Mereka yang berprestasi inilah yang turut
mengharumkan nama daerah dan bangsa, serta sekaligus turut mengangkat
citra positif UPI sebagai universitas yang Leading and Outstanding dalam
bidang olahraga.
Beberapa cabang olahraga yang umumnya digeluti oleh mahasiswa
FPOK dan banyak menghasilkan atlet-atlet kaliber nasional di antaranya
adalah cabang Renang, Dayung, Hoki, Atletik, Karate, Judo, Pencak Silat,
Anggar, Badminton, Basket, serta Voli. Prestasi yang diukir pun sangat
membanggakan, karena banyak mahasiswa FPOK yang menjadi andalan dalam
tim dalam PON, SEA Games, bahkan Asian Games. Termasuk dalam SEA Games
XXIV 2007 di Thailand yang baru lalu, beberapa mahasiswa FPOK berhasil
menorehkan prestasi gemilang dengan menyumbang medali emas bagi
kontingen Indonesia. Bahkan dalam PON XVII . 2008 di Kaltim, banyak
sekali mahasiswa FPOK yang telah dan akan menjadi tulang punggung
masing-masing daerahnya, karena mereka memang berasal pula dari berbagai
provinsi di seluruh Indonesia.
Secara umum, terdapat dua jalur penyelesaian studi di FPOK.
Setiap mahasiswa berhak memilih sesuai dengan minat dan kemampuannya,
salah satu jalur dari jalur yang ada, yaitu:
Jalur pertama yang kian disenangi mahasiswa yaitu menulis skripsi.
Terlebih setelah adanya bantuan biaya dari Universitas untuk
merampungkan program penulisan skripsi. Lewat kegiatan penulisan
skripsi, mahasiswa dilatih meneliti dan melaporkan hasil penelitiannya
secara tertulis dengan mengikuti alur berpikir ilmiah, yang melibatkan
baik alur berpikir deduktif dan sekaligus induktif.
Jalur kedua yaitu jalur komprehensif. Dalam jalur ini, mahasiswa tidak
diwajibkan menyusun skripsi, tetapi diganti dengan tugas menyusun
makalah serta mengganti kekurangan nilai SKS-nya dengan mengambil
beberapa mata kuliah pengganti skripsi. Dalam penyusunan makalah sebagai
tugas akhir, mahasiswa membahas masalah tertentu sesuai dengan wilayah
kajian jurusannya, serta diarahkan untuk membentuk pola pikir deduktif
yang kokoh dengan menjadikan referensi keilmuan sebagai pijakan untuk
pemecahan masalah yang dihadapi.
Berdasarkan pengalaman, mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam
menulis skripsi. Bimbingan dari para dosen amat intensif dan lancar.
Syarat utama untuk menyelesaikan studi di FPOK adalah rajin dan ulet,
serta pandai membagi waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar