Selasa, 24 Maret 2015

PENTINGNYA HUBUNGAN SOSIAL BAGI MANUSIA

    Sebagai makhluk Tuhan, manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun secara fisik dapat hidup tanpa adanya orang lain, tetapi secara psikologis tidaklah mungkin. Manusia memerlukan orang lain untuk keberadaannya. Hubungan dengan orang lain akan menjadi semakin nyata apabila orang tersebut semakin berkembang. Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan pokok. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli bahwa manusia merupakan makhluk individual sekaligus sebagai makhluk sosial. Hubungan dengan orang lain tidak terbatas waktu dan tempat. Di mana saja dapat terjadi hubungan. Hubungan sosial ini sangat penting peranannya. Dalam hubungan sosial akan terdapat adanya rasa aman atau tidak aman. Rasa aman inilah yang menjadi dambaan seseorang dalam hubungan sosial. Mengapa rasa aman ditekankan di sini, karena rasa aman inilah yang dapat menjadikan orang merasa bahagia. Rasa aman ini akan didapat seseorang bila hubungan sosialnya memuaskan.
          Keberhasilan sesorang didalam hidupnya semata-mata tidak ditentukan oleh kepandaian otaknya saja. Masih ada faktor lain yang penting, yaitu pergaulan sosial. Bagaimana seseorang itu bergaul dengan lingkungannya akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Kita lihat contoh disekeliling kita, ada orang yang pandai tetapi sangat sulit untuk bergaul, dan ada orang yang kurang pandai tetapi sangat mudah bergaul, yang berarti hubungan sosialnya baik. Sehingga dapat dikatakan orang yang mudah bergaul itulah yang dapat merasakan kebahagiaan.
          Dengan alasan diatas tadi jelaslah bahwa setiap orang ingin mengusahakan hubungan sosial yang baik, yang memuaskan untuk dapat sukses dalam usahanya mencapai ketenangan batin. Didalam hubungan sosial, ada kiat-kiat yang dapat membantu kita agar hubungan sosial berjalan dengan baik. Yang dimaksud disini, adalah suatu pengertian, dari kita terhadap orang lain. Didalam psikologi, dikenal istilah individual differences, maksudnya adalah adanya perbedaan individual. Individu tidaklah sama, masing-masing mempunyai ciri-ciri berbeda. Oleh sebab itu tidak semua orang mempunyai sifat dan sikap hubungan sosial yang sama.
          Ada 2 tipe kepribadian pada manusia, yaitu introvert dan ekstrovert. Seorang yang introvert bergaul tidak luas tetapi mendalam, sedangkan orang yang ekstrovert bergaul secara luas dengan banyak orang tetapi tidak mendalam.
          Pergaulan masing-masing orang harus dilihat dalam kegiatannya dengan situasi khusus orang yang bersangkutan. Namun demikian dapat dikatakan bahwa memang ada orang yang mempunyai bakat untuk berhubungan sosial dengan baik dan tidak. Orang yang mempunyai bakat bergaul biasanya ekstrovert, yang menyukai keramaian dan suka berteman dengan banyak orang. Jarang terdapat orang yang sama sekali tidak memasuki suatu hubungan sosial. Memang ada orang yang mengasingkan diri dan menjauhkan diri dari pergaulan, tetapi tidak lama dan jumlahnya sedikit. Orang-orang semacam itu tidak mempunyai teman. Yang paling mereka senangi adalah mengunci diri di kamar untuk membaca dan menonton TV. Orang-orang semacam ini mempunyai kepribadian introvert.
          Sifat psikis seseorang sangat berpengaruh terhadap pergaulan. Ada sejumlah orang yang disebut ‘neurotik’. Seorang neurotik mengalami gangguan dalam hubungan sosial dengan orang lain. Kalu bertemu dengan orang lain dia merasa tegang. Dia menghindari kontak dengan orang lain, dia membenci keramaian, dan tidak sanggup mengobrol dengan santai. Dia tidak tahu dimana tempatnya dalam hidup ini sehingga kadang-kadang menilai dirinya terlalu tinggi (orang lain terlalu rendah). Kadang-kadang menilai dirinya terlalu rendah, minder, dan menganggap orang lain terlalu tiggi, merasa dirinya sepi, takut, tegang, dan keadaan itu dirasakannya terus menerus. Dia terlalu banyak memikirkan pengalaman pahit yang tidak dapat dilupakan, selalu merasa dirinya bersalah dan dijajah orang lain.
          Terlalu agresif tetapi sekaligus merasa malu-malu dan lemah, dan tidak sanggup mempertahankan teman hidup, merasa kurang fit dan mengidap bermacam-macam gangguan badan, kurang tidur dan frustrasi hidupnya, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dia sering mempunyai kecenderungan schizoid, mengasingkan terhadap dunia dan orang lain. Melarikan diri ke dunia khayal.
          Karena orang neurotik sangat sensitif terhadap rangsangan-rangsangan indra, dia tidak senang ngobrol dengan dua atau tiga orang sekaligus, dan sangat membenci pesta-pesta yang disertai musik-musik yang sibuk. Dia introvert dan paling senang kalau bisa hidup sendirian dengan tenang. Orang yang sulit bergaul ialah orang yang malu dan hanya senang berteman dengan orang yang sudah lama dikenalnya. Mereka tidak senang menjadi anggota perkumpulan bridge atau klub apapun. Dan kalau harus berteman dengan orang yang belum dikenalnya, mereka merasa malu dan tegang. Hal itu berhubungan dengan pendidikan waktu masa kecil, terlalu lama hidup bersama ibunya atau anak yang berasal dari desa. Orang yang neurotik tidak ingin bergaul sehingga kalau mereka dipaksa bergaul dengan orang lain, mereka mengalami frustrasi. Mereka merasa dipaksa melakukan sesuatu yang berlawanan dengan keinginannya.
Ada juga orang yang sebenarnya ingin sekali bergaul, tetapi karena ia memiliki sifat tertentu yang mengahalangi pergaulan, terpaksa ia tidak bisa memenuhi keinginan tersebut. Misalnya waktu kecil menderita suatu penyakit sehingga tidak bisa ikut berolah-raga atau piknik, hal mana menyebabkan rasa rendah diri. Untuk mempertahankan diri, mereka harus mencari kompensasi yang wajar atau kurang wajar, dan dengan itu akan memperoleh popularitas dan persetujuan. Akibatnya tumbuhlah dalam dirinya sikap-sikap, yang merupakan akibat dari keadaan itu, selalu mencari persetujuan orang lain. Mereka takut dikritik, takut ditertawakan. Jiwa mereka terus menerus tertekan dan mereka selalu merasa (tidak disadarinya) dirinya sebagai budak. Mereka haus akan persetujuan dan tidak bisa bergaul dengan santai dan enak.
          Perbedaan-perbedaan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar dan ajar. Faktor dasar adalah segala sifat yang dibawa sejak ia dilahirkan, dan faktor ajar adalah pengaruh dari luar, seperti pengalaman pendidikan yang diterima dari orang tuanya, saudaranya, dan orang lain. Kedua faktor itu akan mempengaruhi dan menghasilkan sifat-sifat pribadi seseorang, misalnya : mudah bergaul, suka bergaul dengan tingkatan yang lebih tinggi, lebih rendah, setingkat, atau yang memberikan keuntungan material. Contoh-contoh pribadi tersebut adalah merupakan perpaduan dari faktor dasar dan ajar. Kecakapan dalam hubungan sosial merupakan hasil usaha seseorang yang tidak datang dengan sendirinya. Banyak sekali buku-buku bacaan yang berisi nasehat untuk mempunyai kecakapan bergaul yang baik. Bacaan-bacaan tersebut memang memberi petujuk praktis yang berguna bagi orang yang suka bergaul, tetapi seolah-olah setiap orang dapat belajar seperti anak belajar berjalan. Bacaan-bacaan tersebut dapat memperkuat rasa bersalah/ minder dari orang yang tidak cocok untuk bergaul, misalnya orang neurotik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar