Sebagai makhluk Tuhan,
manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun secara fisik dapat hidup tanpa
adanya orang lain, tetapi secara psikologis tidaklah mungkin. Manusia memerlukan
orang lain untuk keberadaannya. Hubungan dengan orang lain akan menjadi semakin
nyata apabila orang tersebut semakin berkembang. Bahkan dapat dikatakan bahwa
hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan pokok. Hal ini sesuai dengan
pendapat para ahli bahwa manusia merupakan makhluk individual sekaligus sebagai
makhluk sosial. Hubungan dengan orang lain tidak terbatas waktu dan tempat. Di
mana saja dapat terjadi hubungan. Hubungan sosial ini sangat penting
peranannya. Dalam hubungan sosial akan terdapat adanya rasa aman atau tidak
aman. Rasa aman inilah yang menjadi dambaan seseorang dalam hubungan sosial.
Mengapa rasa aman ditekankan di sini, karena rasa aman inilah yang dapat
menjadikan orang merasa bahagia. Rasa aman ini akan didapat seseorang bila hubungan
sosialnya memuaskan.
Keberhasilan sesorang didalam hidupnya
semata-mata tidak ditentukan oleh kepandaian otaknya saja. Masih ada faktor
lain yang penting, yaitu pergaulan sosial. Bagaimana seseorang itu bergaul
dengan lingkungannya akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan seseorang
dalam hidupnya. Kita lihat contoh disekeliling kita, ada orang yang pandai
tetapi sangat sulit untuk bergaul, dan ada orang yang kurang pandai tetapi
sangat mudah bergaul, yang berarti hubungan sosialnya baik. Sehingga dapat
dikatakan orang yang mudah bergaul itulah yang dapat merasakan kebahagiaan.
Dengan alasan diatas tadi jelaslah
bahwa setiap orang ingin mengusahakan hubungan sosial yang baik, yang memuaskan
untuk dapat sukses dalam usahanya mencapai ketenangan batin. Didalam hubungan
sosial, ada kiat-kiat yang dapat membantu kita agar hubungan sosial berjalan
dengan baik. Yang dimaksud disini, adalah suatu pengertian, dari kita terhadap
orang lain. Didalam psikologi, dikenal istilah individual differences,
maksudnya adalah adanya perbedaan individual. Individu tidaklah sama,
masing-masing mempunyai ciri-ciri berbeda. Oleh sebab itu tidak semua orang
mempunyai sifat dan sikap hubungan sosial yang sama.
Ada 2 tipe kepribadian pada manusia,
yaitu introvert dan ekstrovert. Seorang yang introvert bergaul tidak luas
tetapi mendalam, sedangkan orang yang ekstrovert bergaul secara luas dengan
banyak orang tetapi tidak mendalam.
Pergaulan masing-masing orang harus
dilihat dalam kegiatannya dengan situasi khusus orang yang bersangkutan. Namun
demikian dapat dikatakan bahwa memang ada orang yang mempunyai bakat untuk
berhubungan sosial dengan baik dan tidak. Orang yang mempunyai bakat bergaul
biasanya ekstrovert, yang menyukai keramaian dan suka berteman dengan banyak orang.
Jarang terdapat orang yang sama sekali tidak memasuki suatu hubungan sosial.
Memang ada orang yang mengasingkan diri dan menjauhkan diri dari pergaulan,
tetapi tidak lama dan jumlahnya sedikit. Orang-orang semacam itu tidak
mempunyai teman. Yang paling mereka senangi adalah mengunci diri di kamar untuk
membaca dan menonton TV. Orang-orang semacam ini mempunyai kepribadian
introvert.
Sifat psikis seseorang sangat
berpengaruh terhadap pergaulan. Ada sejumlah orang yang disebut ‘neurotik’.
Seorang neurotik mengalami gangguan dalam hubungan sosial dengan orang lain.
Kalu bertemu dengan orang lain dia merasa tegang. Dia menghindari kontak dengan
orang lain, dia membenci keramaian, dan tidak sanggup mengobrol dengan santai.
Dia tidak tahu dimana tempatnya dalam hidup ini sehingga kadang-kadang menilai
dirinya terlalu tinggi (orang lain terlalu rendah). Kadang-kadang menilai
dirinya terlalu rendah, minder, dan menganggap orang lain terlalu tiggi, merasa
dirinya sepi, takut, tegang, dan keadaan itu dirasakannya terus menerus. Dia
terlalu banyak memikirkan pengalaman pahit yang tidak dapat dilupakan, selalu
merasa dirinya bersalah dan dijajah orang lain.
Terlalu agresif tetapi sekaligus
merasa malu-malu dan lemah, dan tidak sanggup mempertahankan teman hidup, merasa
kurang fit dan mengidap bermacam-macam gangguan badan, kurang tidur dan
frustrasi hidupnya, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dia sering mempunyai
kecenderungan schizoid, mengasingkan terhadap dunia dan orang lain.
Melarikan diri ke dunia khayal.
Karena orang neurotik sangat sensitif
terhadap rangsangan-rangsangan indra, dia tidak senang ngobrol dengan dua atau
tiga orang sekaligus, dan sangat membenci pesta-pesta yang disertai musik-musik
yang sibuk. Dia introvert dan paling senang kalau bisa hidup sendirian dengan
tenang. Orang yang sulit bergaul ialah orang yang malu dan hanya senang
berteman dengan orang yang sudah lama dikenalnya. Mereka tidak senang menjadi
anggota perkumpulan bridge atau klub apapun. Dan kalau harus berteman dengan
orang yang belum dikenalnya, mereka merasa malu dan tegang. Hal itu berhubungan
dengan pendidikan waktu masa kecil, terlalu lama hidup bersama ibunya atau anak
yang berasal dari desa. Orang yang neurotik tidak ingin bergaul sehingga kalau
mereka dipaksa bergaul dengan orang lain, mereka mengalami frustrasi. Mereka
merasa dipaksa melakukan sesuatu yang berlawanan dengan keinginannya.
Ada
juga orang yang sebenarnya ingin sekali bergaul, tetapi karena ia memiliki
sifat tertentu yang mengahalangi pergaulan, terpaksa ia tidak bisa memenuhi
keinginan tersebut. Misalnya waktu kecil menderita suatu penyakit sehingga
tidak bisa ikut berolah-raga atau piknik, hal mana menyebabkan rasa rendah
diri. Untuk mempertahankan diri, mereka harus mencari kompensasi yang wajar
atau kurang wajar, dan dengan itu akan memperoleh popularitas dan persetujuan.
Akibatnya tumbuhlah dalam dirinya sikap-sikap, yang merupakan akibat dari
keadaan itu, selalu mencari persetujuan orang lain. Mereka takut dikritik,
takut ditertawakan. Jiwa mereka terus menerus tertekan dan mereka selalu merasa
(tidak disadarinya) dirinya sebagai budak. Mereka haus akan persetujuan dan
tidak bisa bergaul dengan santai dan enak.
Perbedaan-perbedaan kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar dan ajar. Faktor dasar adalah
segala sifat yang dibawa sejak ia dilahirkan, dan faktor ajar adalah pengaruh
dari luar, seperti pengalaman pendidikan yang diterima dari orang tuanya,
saudaranya, dan orang lain. Kedua faktor itu akan mempengaruhi dan menghasilkan
sifat-sifat pribadi seseorang, misalnya : mudah bergaul, suka bergaul dengan
tingkatan yang lebih tinggi, lebih rendah, setingkat, atau yang memberikan
keuntungan material. Contoh-contoh pribadi tersebut adalah merupakan perpaduan
dari faktor dasar dan ajar. Kecakapan dalam hubungan sosial merupakan hasil
usaha seseorang yang tidak datang dengan sendirinya. Banyak sekali buku-buku
bacaan yang berisi nasehat untuk mempunyai kecakapan bergaul yang baik.
Bacaan-bacaan tersebut memang memberi petujuk praktis yang berguna bagi orang
yang suka bergaul, tetapi seolah-olah setiap orang dapat belajar seperti anak
belajar berjalan. Bacaan-bacaan tersebut dapat memperkuat rasa bersalah/ minder
dari orang yang tidak cocok untuk bergaul, misalnya orang neurotik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar