2.4
Pengetian
Lempar Cakram
Lempar Cakram adalah suatu nomor yang
terdapat dalam Olahraga Atletik yang menggunakan alat tipis seperti piring
dengan cara melempar sejauh-jauhnya (PASI, 2004:143), selain itu nomor lempar
cakram mempunyai dua gaya yaitu gaya menyamping dan gaya membelakangi.
Dalam kaitannya dengan cabang olahraga atletik, lempar
cakram merupakan nomor yang sangat penting artinya bagi perkembangan olahraga
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Jonath (l988:l11) yang menjelaskan:
Pada semua olimpiade sejak 708 sebelum masehi, lempar cakram
merupakan bagian dari panca lomba (pentathlon).
Pada permulaannya, cakram terbuat dari batu terupan halus, dan kemudian dari
perunggu yang dicor dan ditempa, yang mereka lempar dengan alat lempar seperti
itu agaknya ialah para nelayan yang membuat batu gepeng dengan lemparan
tertentu yang barkali-kali dapat memantul-mantul di atas permukaan air.
Suatu parmainan yang semua kita kenal, kemudian
dilakukan lemparan dari sikap badan menyiku secara khusus dengan badan agak
bersandar ke depan. Betapa kecil persamaan lampar cakram pada olimpiade modern
pertama di Athena tahun 1896 dengan olahraga unggulan yang sekarang. Seorang
atlet Amerika yang barnama Garret, beberapa tahun sebelum olimpiade dimulai,
memutuskan untuk ikut serta dalam cakram. Sebab kalau tidak, Amerika tidak ada
wakilnya dalam nomor lempar cakram. Meskipun Garret pada waktu itu tidak
mengenal gaya Yunani atau gaya antik yang biasa digunakan, ia membuat rekor
dunia dengan lemparan 29,15 mater dan mendapat medali emas. Sejak itu bahan
yang lebih baik dan latihan atletik dengan spesialisasi yang khusus, telah
berhasil memperbaiki rekor dunia sementara ini mencapai lemparan sejauh 71,87
meter oleh Jury Dumsjev dari Uni Soviet.
Pada permulaan abad ke-20 ini orang-orang Amerika,
Finlandia dan Swedia mencari teknik lempar yang paling efesien. Uraian
tekniknya dari tahun 1925 mamperlihatkan bahwa pada waktu itu juga sudah
diketahui unsur-unsur teknik lempar cakram modern. Jonath (l988:l1l) mengatakan
bahwa :
Bagian pertama putarannya dilakukan dengan pelan dalam pada itu
cakram tetap ada di belakang badan, dan tubuh agak dibungkukkan ke depan. Pada
bagian putaran ke dua kecepatan putarannya dipertinggi dengan menggunakan
tungkai kanan sampai pada lemparan yang harus mempunyai sifat ekplosif,
perubahan putaran yang dulu masih terdiri atas langkah putaran, akhirnya pada
sikap permulaan lemparan pada satu atau dua tungkai, loncat keliling yang
mengikutinya. Bersama lemparan tanpa tumpuan, itu merupakan variasi yang paling
dikenal dalam teknik lempar.
Lebih lanjut Jonath (l988:112) menjelaskan tentang
persyaratan bagi atlet pelempar cakram dalam meningkatkan prestasinya:
Terutama atlet yang tinggi dengan tenaga badan yang
kuat, banyak kecepatan, daya koordinasi dan rasa keseimbangan yang baik, cocok
untuk nomor lempar cakram. Juga lengan yang panjang dan bahu yang bidang
(dengan lempar rentangan yang besar) sangat menguntungkan dalam “mencapai prestasi lempar
cakram”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar