Untuk memenuhi tuntutan “peradaban berbasis pengetahuan” (knowledge-driven civilization) sebagai jawaban terhadap tantangan diabad 21, pemerintah China mengubah tujuan kurikulum sesuai harapan masyarakat China seperti generasi berwawasan luas, yang memungkinkan setiap individu untuk menemukan, menggali dan memperkaya potensi kreatif-nya, serta menemukan kelebihan indivisualnya.
Hal Ini berarti melampaui pandangan instrumen pendidikan selama ini yang tunduk kepada tujuan tertentu (dalam hal keterampilan, kemampuan atau potensi ekonomi) menjadi ke berbagai arah yang menekankanpengembangan manusia seutuhnya, (paradigm belajar menjadi). Menurut pakar pendidikan China, pendidikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembangunan manusia adalah proses yang sangat individual dan pada saat yang sama proses membangun interaksi sosial. Prinsip dasar adalah pendidikan yang harus berkontribusi pada pengembangan serba masing-masing individu-pikiran dan tubuh, kecerdasan, kepekaan, rasa estetika, tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai spiritual (dalam pengertian nilai-nilai konfusianisme).
Pendidikan di China selama dua dekade terakhir telah dipandu oleh prinsip dasar, yang diusulkan oleh Deng Xiaoping, bahwa pendidikan harus berorientasi modernisasi, ke dunia luar, dan ke masa depan. Tujuan pendidikan adalah "untuk mengaktifkan pebelajar untuk belajar dengan cara yang aktif dan hidup dan berkembang secara moral, intelektual, dan fisik dengan cara pengembangan semua potensi dan untuk mempersiapkan generasi baru yang memiliki cita-cita, kebajikan moral yang dididik dalam disiplin ". Tujuan pendidikan, hakikatnya adalah dua elemen penting yaitu: 1) penekanan pada "pengembangan semua potensi peserta didik" dan 2) pergeseran fokus dari "pengetahuan dasar dan pengembangan keterampilan dasar" nilai-nilai / pengembangan sikap serta dari akuisisi doktrin politik-ideologis ke pendekatan holistik humanistik untuk pembangunan manusia seutuhnya.
Secara rinci tujuan kurikulum dijabarkan dari tujuan pendidikan tersebut diatas adalah seperti tertuang dalam falsafah Su-Shi-Jiao-Yu yang merupakan perwujudan pendidikan berorientasi kualitas. Berikut tujuan kurikulum yang dimaksud:
- Mengembangkan rasa patriotisme, kolektivisme, cinta sosialisme, dan pelestarian tradisi budaya nasional ;
- mengembangkan kesadaran / rasa demokrasi sosialis dan taat aturan hukum serta mematuhi hukum dan norma-norma sosial;
- mengembangkan cara pandang hidup sehat dan bertumpu pada nilai-nilai kehidupan;
- mengembangkan rasa tanggung jawab sosial dan kewajiban untuk melayani rakyat;
- membudayakan semangat kreatifitas, kemampuan praktek, kompetensi ilmiah dan humanistik, dan kesadaran lingkungan;
- pengembangan dasar pengetahuan, keterampilan dan pendekatan untuk belajar sepanjang hayat;
- mengembangkan tubuh yang sehat, kualitas psikologis yang solid, apresiasi estetika dan cara-cara hidup sehat.
Tujuan Kurikulum untuk tingkat SMA juga menambahkan hal berikut:
- pengembangan kemampuan untuk belajar mandiri, kesadaran kejuruan / kerja, kewirausahaan, perencanaan karir;
- memahami diri sendiri dan menghargai orang lain, belajar untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, pengembangan semangat tim/bekerjasama;
- pemahaman keanekaragaman budaya, dan keterbukaan pikiran terhadap dunia luar
Kurikulum pendidikan dasar memiliki 3 tujuan dimensional, yaitu:
- sesuai pilihan konten pendidikan, termasuk pengetahuan dasar dan keterampilan dasar, mencerminkan pembangunan sosial, kemajuan ilmu pengetahuan-teknologi dan keragaman budaya, dan yang berkaitan dengan pengalaman pembelajar;
- mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan di semua kurikulum / bidang pelajaran;
- memperhatikan proses dan pendekatan pembelajaran, mendorong pengembangan aktif, strategi pembelajaran yang saling ketergantungan.
Secara ringkas tujuan dimensional kurikulum pendidikan dasar adalah untuk merancang kurikulum pada dimensi: pengetahuan dan keterampilan, proses dan pendekatan, dan afektif / sikap dan nilai-nilai.
Pencapaian tujuan kurikulum pendidikan dasar akan selalu diubah berbasis disiplin akademik, dan kurikulum perguruan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar